Angka Cukup, frasa yang sudah beberapa kali saya baca dari update-an twitter Pak @JayaYEA. "Tentukan angka cukupku, maka datang rasa syukurmu," begitu quote dari beliau. Saya belum begitu paham saat itu dengan frasa angka cukup. Apa yang saya tangkap saat itu hanya: angka cukup: merasa cukup tidak selalu merasa kurang. Sekadar itu saja, tidak mendalam pemahamannya.
Akhirnya, Oktober 2016 saya mendapatkan rejeki dari Allah. Saya mulai punya mentor bisnis! Literally bukan Pak @JayaYEA, namun masih satu lingkungan dengan beliau. Jadi seperti apa-apa yang saya dapatkan dari Pak @JayaYEA dengan pemahaman yang masih dangkal menjadi lebih dalam lagi dalam mentoring tsb. Beda banget. Dalem. Kalau sebelumnya hanya seperti melihat foto mangga, setelah resmi punya mentor banyak ilmu2 bisnis serta kehidupan yang sebelumnya di share Pak @JayaYEA jadi tidak hanya saya lihat gambarnya, namun juga saya lihat secara langsung, saya pegang, kupas, dan rasakan, saya makan terasa manisnya, serat-seratnya.
Tidak hanya lebih memahami secara mendalam ilmu2 dari Pak @JayaYEA namun saya juga mendapatkan banyak ilmu baru yang orang boleh bilang apa sih dampaknya ke saya, gak kelihatan. Namun banyak hal-hal intangible yang luar biasa buat saya. Orang boleh bilang "Apasih, perasaan kamu dari dulu sampai sekarang gitu-gitu aja gak ada perubahan signifikan." Tapi itu gak penting sih, haha.
Inget cerita bapak anak yang bawa keledai dan sepanjang jalan berasa jadi Raisa (Serba Salah) tiap ketemu orang disalahiiinnnn muluuuu. Orang A bilang gini Orang B bilang gitu Orang C bilang ginu. Jadi diri sendiri aja. Apa kata orang itu gak penting apalagi orang-orang yang suka menekan diri kita untuk jadi seperti yang dia mau bukan yang kita mau. Everyone has their own path menuju makna sukses masing-masing yang mana makna sukses masing-masing orang belum tentu sama.
Nah, salah satu ilmu yang juoossss beudh ya ilmu angka cukup ini. Definisi dari mentor saya: angka cukup adalah angka dimana anda bisa bertahan hidup. Jadi ya sebenernya asal punya tempat bernaung gak harus beli, sewa pun jadi, asal punya baju gak sampai 10 potong pun jadi, asal tiap hari memenuhi kebutuhan asupan minimal (kalau puasa ya makan 2x sehari cukup), itu dah beres. Saya diberi tugas untuk menulis kebutuhan hidup saya. Baca lagi coret yang bisa dicoret. Baca lagi coret yang bisa dicoret gitu terus. Sampai seminimal mungkin yang penting masih bisa hidup.
Berasa pengen bikin sumpah palapa jadian ucap saya waktu itu di Oktober 2016 ke mentor saya. Kalau Gadjah Mada gamau makan buah palapa sebelum bisa menyatukan nusantara, saya ingin sering-sering puasa segala hal kalau omset bisnisnya belum 10x lipat dari rata-rata omset tercatat sebelumnya. Iya pengen banget puasa Daud tapi pasti cuma jalan sehari, dua hari udah alhamdulillah. Kapan ya bisa puasa Daud tanpa putus sampai omset 3 digit.
Gara-gara angka cukup jadi lebih bersyukur. Alhamdulillah dari lahir udah punya rumah tetap tanpa harus pindah-pindah. Mau kemana-mana deket. Zona nyaman banget. Kalau melihat keatas selalu kurang, kalau melihat kebawah jadi selalu bersyukur. Ingat selalu angka cukup.
Angka cukup boleh naik setelah penghasilan naik. Jangan sampai nilai angka cukup lebih dari 15 gram emas per bulannya. Karena semakin kecil angka cukup semakin kuat mental kita dengan berbagai terpaan badai yang bisa saja menerpa kapanpun. Masa depan adalah misteri. Takdir ada di tangan Allah. Tugas manusia hanya memantaskan diri, usaha dan doa adalah upaya memantaskan diri. Usaha itu sendiri adalah bagian dari doa. Kalau usahanya gak maksimal sama saja menunjukkan kepada Allah bahwa: "Saya tidak benar-benar menginginkannya."
Selama laba bisnis belum ada 15 gram emas perbulan ya tugas saya harus sering-sering puasa. Jangan berani rekrut karyawan tetap dengan jam kerja full. Kalau sesekali kerja sama bolehlah dengan kompensasi yang disepakati bersama berupa kerja borongan atau kerja sama dalam bentuk lain. Kalau karyawan tetap jam kerja penuh jangan dululah.
Untuk diri sendiri angka cukup boleh seminimal mungkin. Kalau untuk orang lain, karyawan tentu negara sudah mempunyai aturan sendiri. Sudah dibantu dihitungkan oleh mereka yang berwenang. Berwujud UMR. Buat bisnis, ciri-ciri bisnis kita layak untuk merekrut karyawan bergaji UMR bisa dilihat dari omset maupun labanya. Omset minimal 3 digit perbulan laba minimal 2 digit perbulan. Itu aja belum bisa banyak-banyak karyawannya.
Kalau nanti angka cukupnya sudah naik sampai dengan 15 gram emas sisanya mau dipakai apa? Bisa investasi tanah, emas, dan di bisnis sendiri maupun orang lain. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari investasi di bisnis teman yang sedang berjuang adalah pahala ikut serta dalam upaya menggerakkan perekonomian. Cuma ya memang harus selektif serta objektif jika akan menginvestasikan dalam jumlah yang lumayan.
Saya dulu pernah magang di sebuah start up tidak terkenal disini. Banyak loh start up tidak terkenal yang omsetnya gila-gilaan. Mereka memilih untuk tidak populer. Banyak pula bisnis yang belum apa-apa udah diberitakan berulang kali seolah sudah amat sangat dewa. Jadi ojo gumunan lah.
Bahkan saya punya seorang kenalan (alumni karyawan di start up yg sama) yang sudah punya banyak karyawan bergaji UMR tapi kalau ditanya, bisnismu apa? "Dirahasiakan," jawabnya. "Bisnisku cuma dropship," katanya. Memang cuma dropship loh. Jualannya produk-produk untuk bayi dan toddler seingatku. Dia sendiri kelahiran 90an awal. Banyak kok anak muda diem-diem jauh dari publikasi yang omsetnya 3 digit sekarang. Mereka juga biasa aja, tetap rendah hati, down to earth, gak kebanyakan gaya. Jadi, ojo gumunan!
Balik lagi ke start up tempat magang saya dulu. Disana saya ya cuma niat numpang belajar, pribadi, bukan tugas dari kampus. Pas itu saya dah lulus kuliah juga. Kangen rutinitas aja, bosen hidup terlalu selow di rumah gak punya bos yang ngawasi.
Start up ini karyawannya dah puluhan tapi CEO-nya rutin puasa daud loh. Bisa rutin udah dapet setahun apa ya. Teman beliau juga ada yang bisa rutin bertahun-tahun, padahal bos juga seperti beliau. Sekarang ya jamannya IG, jamannya orang-orang pamer. Sering-sering lihat ke bawah. Banyak mereka yang finansialnya jauh lebih baik dari kita namun bisa banget nahan hasrat ini itu. Salah satu yang bisa kita contoh uda Ricky Elson. Berikut story di IG Pak Jaya yang menggambarkan angka cukup Uda:
Rumah Uda jauh dari kata mewah. Hidupnya amat sangat bermanfaat. Sekelas beliau loh. Manusia-manusia langka. Siapa yang kita follow itu bisa banget memengaruhi kita. Jangan follow manusia-manusia hedon tukang pamer. Followlah mereka yang bisa memberikan dampak positif, seperti uda ini.
Bocoran dari gurunda saya, salah satu fintech yg beliau tahu pun untuk menyetujui sebuah pengajuan pinjaman bakal cek following list kita. Mereka yang kreditnya macet rata-rata memfollow akun yang serupa, begitu pula yang kreditnya lancar.
Kalau saya pengen bikin sumpah palapa puasa daud sampai omset 3 digit, kamu pengen bikin sumpah palapa apa nih my friends?
Akhirnya, Oktober 2016 saya mendapatkan rejeki dari Allah. Saya mulai punya mentor bisnis! Literally bukan Pak @JayaYEA, namun masih satu lingkungan dengan beliau. Jadi seperti apa-apa yang saya dapatkan dari Pak @JayaYEA dengan pemahaman yang masih dangkal menjadi lebih dalam lagi dalam mentoring tsb. Beda banget. Dalem. Kalau sebelumnya hanya seperti melihat foto mangga, setelah resmi punya mentor banyak ilmu2 bisnis serta kehidupan yang sebelumnya di share Pak @JayaYEA jadi tidak hanya saya lihat gambarnya, namun juga saya lihat secara langsung, saya pegang, kupas, dan rasakan, saya makan terasa manisnya, serat-seratnya.
Tidak hanya lebih memahami secara mendalam ilmu2 dari Pak @JayaYEA namun saya juga mendapatkan banyak ilmu baru yang orang boleh bilang apa sih dampaknya ke saya, gak kelihatan. Namun banyak hal-hal intangible yang luar biasa buat saya. Orang boleh bilang "Apasih, perasaan kamu dari dulu sampai sekarang gitu-gitu aja gak ada perubahan signifikan." Tapi itu gak penting sih, haha.
Inget cerita bapak anak yang bawa keledai dan sepanjang jalan berasa jadi Raisa (Serba Salah) tiap ketemu orang disalahiiinnnn muluuuu. Orang A bilang gini Orang B bilang gitu Orang C bilang ginu. Jadi diri sendiri aja. Apa kata orang itu gak penting apalagi orang-orang yang suka menekan diri kita untuk jadi seperti yang dia mau bukan yang kita mau. Everyone has their own path menuju makna sukses masing-masing yang mana makna sukses masing-masing orang belum tentu sama.
Nah, salah satu ilmu yang juoossss beudh ya ilmu angka cukup ini. Definisi dari mentor saya: angka cukup adalah angka dimana anda bisa bertahan hidup. Jadi ya sebenernya asal punya tempat bernaung gak harus beli, sewa pun jadi, asal punya baju gak sampai 10 potong pun jadi, asal tiap hari memenuhi kebutuhan asupan minimal (kalau puasa ya makan 2x sehari cukup), itu dah beres. Saya diberi tugas untuk menulis kebutuhan hidup saya. Baca lagi coret yang bisa dicoret. Baca lagi coret yang bisa dicoret gitu terus. Sampai seminimal mungkin yang penting masih bisa hidup.
Berasa pengen bikin sumpah palapa jadian ucap saya waktu itu di Oktober 2016 ke mentor saya. Kalau Gadjah Mada gamau makan buah palapa sebelum bisa menyatukan nusantara, saya ingin sering-sering puasa segala hal kalau omset bisnisnya belum 10x lipat dari rata-rata omset tercatat sebelumnya. Iya pengen banget puasa Daud tapi pasti cuma jalan sehari, dua hari udah alhamdulillah. Kapan ya bisa puasa Daud tanpa putus sampai omset 3 digit.
Gara-gara angka cukup jadi lebih bersyukur. Alhamdulillah dari lahir udah punya rumah tetap tanpa harus pindah-pindah. Mau kemana-mana deket. Zona nyaman banget. Kalau melihat keatas selalu kurang, kalau melihat kebawah jadi selalu bersyukur. Ingat selalu angka cukup.
Angka cukup boleh naik setelah penghasilan naik. Jangan sampai nilai angka cukup lebih dari 15 gram emas per bulannya. Karena semakin kecil angka cukup semakin kuat mental kita dengan berbagai terpaan badai yang bisa saja menerpa kapanpun. Masa depan adalah misteri. Takdir ada di tangan Allah. Tugas manusia hanya memantaskan diri, usaha dan doa adalah upaya memantaskan diri. Usaha itu sendiri adalah bagian dari doa. Kalau usahanya gak maksimal sama saja menunjukkan kepada Allah bahwa: "Saya tidak benar-benar menginginkannya."
Selama laba bisnis belum ada 15 gram emas perbulan ya tugas saya harus sering-sering puasa. Jangan berani rekrut karyawan tetap dengan jam kerja full. Kalau sesekali kerja sama bolehlah dengan kompensasi yang disepakati bersama berupa kerja borongan atau kerja sama dalam bentuk lain. Kalau karyawan tetap jam kerja penuh jangan dululah.
Untuk diri sendiri angka cukup boleh seminimal mungkin. Kalau untuk orang lain, karyawan tentu negara sudah mempunyai aturan sendiri. Sudah dibantu dihitungkan oleh mereka yang berwenang. Berwujud UMR. Buat bisnis, ciri-ciri bisnis kita layak untuk merekrut karyawan bergaji UMR bisa dilihat dari omset maupun labanya. Omset minimal 3 digit perbulan laba minimal 2 digit perbulan. Itu aja belum bisa banyak-banyak karyawannya.
Kalau nanti angka cukupnya sudah naik sampai dengan 15 gram emas sisanya mau dipakai apa? Bisa investasi tanah, emas, dan di bisnis sendiri maupun orang lain. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari investasi di bisnis teman yang sedang berjuang adalah pahala ikut serta dalam upaya menggerakkan perekonomian. Cuma ya memang harus selektif serta objektif jika akan menginvestasikan dalam jumlah yang lumayan.
Saya dulu pernah magang di sebuah start up tidak terkenal disini. Banyak loh start up tidak terkenal yang omsetnya gila-gilaan. Mereka memilih untuk tidak populer. Banyak pula bisnis yang belum apa-apa udah diberitakan berulang kali seolah sudah amat sangat dewa. Jadi ojo gumunan lah.
Bahkan saya punya seorang kenalan (alumni karyawan di start up yg sama) yang sudah punya banyak karyawan bergaji UMR tapi kalau ditanya, bisnismu apa? "Dirahasiakan," jawabnya. "Bisnisku cuma dropship," katanya. Memang cuma dropship loh. Jualannya produk-produk untuk bayi dan toddler seingatku. Dia sendiri kelahiran 90an awal. Banyak kok anak muda diem-diem jauh dari publikasi yang omsetnya 3 digit sekarang. Mereka juga biasa aja, tetap rendah hati, down to earth, gak kebanyakan gaya. Jadi, ojo gumunan!
Balik lagi ke start up tempat magang saya dulu. Disana saya ya cuma niat numpang belajar, pribadi, bukan tugas dari kampus. Pas itu saya dah lulus kuliah juga. Kangen rutinitas aja, bosen hidup terlalu selow di rumah gak punya bos yang ngawasi.
Start up ini karyawannya dah puluhan tapi CEO-nya rutin puasa daud loh. Bisa rutin udah dapet setahun apa ya. Teman beliau juga ada yang bisa rutin bertahun-tahun, padahal bos juga seperti beliau. Sekarang ya jamannya IG, jamannya orang-orang pamer. Sering-sering lihat ke bawah. Banyak mereka yang finansialnya jauh lebih baik dari kita namun bisa banget nahan hasrat ini itu. Salah satu yang bisa kita contoh uda Ricky Elson. Berikut story di IG Pak Jaya yang menggambarkan angka cukup Uda:
![]() |
Bocoran dari gurunda saya, salah satu fintech yg beliau tahu pun untuk menyetujui sebuah pengajuan pinjaman bakal cek following list kita. Mereka yang kreditnya macet rata-rata memfollow akun yang serupa, begitu pula yang kreditnya lancar.
Kalau saya pengen bikin sumpah palapa puasa daud sampai omset 3 digit, kamu pengen bikin sumpah palapa apa nih my friends?
Komentar
Posting Komentar