Langsung ke konten utama

Pengalaman Pakai Genio, Pegel Euy!!

 Aku dulu kalau ditanya ingin motor apa aku pilih Revo, karena waktu coba Revo kinyis-kinyisnya temanku untuk perjalanan sekitar 28 km rasanya enak bet. Itu motor paling enak yang pernah aku coba.

But suatu saat temanku menyarankan aku untuk beli motor matic aja soalnya jalan yang aku lewati sehari-hari dataran biasa jalan mulus tidak gronjal-gronjal serta bukan di pegunungan/perbukitan yang naik turun meliuk-liuk. Katanya biar tidak gampang capek. Kalau motor bebek bergigi lebih bikin capek.

Waktu itu aku jawab, aku sudah terbiasa pakai motor bebek jadi lebih paham perawatannya. Suku cadangnya juga lebih murah. Kalau matic kayak misteri aja gitu. Komponen-komponennya tertutup bodi semua jadi susah buat memahami perawatannya harus gimana-gimana biar irit gimana.

Beberapa kali servisin rutin mio-nya kakakku aku ga bisa berbuat banyak selain percaya ajalah sama mekanik yamaha. Kayak detailnya tampak ribet kalau matic. Jadi tidak berani bawa ke bengkel luar kecuali ganti komponen yang letaknya diluar mesin seperti setang rem, spion, dll.

Mau belajar lagi dari awal buat memahami matic dengan komponen-komponen yang ada beserta fungsi dan tips perawatannya tu duh males. Soalnya komponen-komponennya ketutup body dan aku tidak bisa buka body motor sesuka hati kan karena aku cuma pemakai bukan mekanik ngapain bongkar-bongkar body motor segala.

Namun yang namanya pesan teman ya. Meskipun di depan mereka aku suka tidak setuju. Kadang suka kepikiran juga setelahnya hingga di dalam hati aku bilang "iya ya." Sampai akhirnya aku mencanangkan bahwa kalau nanti tiba waktunya untuk beli motor aku mau beli matic aja.

Aku akhirnya memutuskan untuk memilih honda spacy. Karena aku aliran fungsi banget. Fitur itu menang banget di aku. Aku suka bagasinya yang besar. Hingga suatu ketika aku lihat iklan genio di IG tahilalats. Aku jadi tahu kalau genio bagasinya seluas lapangan bola. Aku cari tahu tentang spacy ternyata sudah tidak diproduksi serta tidak dijual lagi di dealer-dealer resmi honda. Okelah, aku tahu pilihanku yang mana.

Waktu pergi ke dealer dan lihat trendy black matte genio, langsung ngiler aku. Apalagi setelah lihat yang edisi spesial OMG OMG kece beudhhh. Singkat kata singkat cerita setelah keliling cari dealer yang mau kasih cashback paling gede, aku ambil genio edisi spesial.

Aku langsung pakai dong ya dari dealer ke rumah. Malu tau kalau dianter pakai pick up gitu
hehe. Rumahku ditengah kampung soalnya. Eh eh ternyata kakiku jinjit euy!! Nih motor berasa tinggi buat aku yang kurang lebih cuma 153 cm.

motorplus-online.com
Kalau naik motor sendiri sih mendingan. Kalau sama ibuku yang beratnya hampir 1,5x badanku agak kurang nyaman sih. Akhirnya aku beli sol peninggi 4 cm yang adjustable up to 7 cm. Itu juga pakai sepatu kakakku yang tinggi solnya 3 cm dengan body sepatu yang lumayan tinggi jadi dimasukin sol tambahan 4 cm tidak kelihatan kalau dinaikin sekali lagi jadi 5,5 cm sol peningginya bakal kelihatan banget (telapak kakiku ke atas banget).

Sepatuku tidak ada yang bodynya pas buat dimasukin sol peninggi. Kalau dimasukin sol peninggi telapak kakiku jadi ke atas banget kurang masuk ke bodi sepatu. Akhirnya aku putuskan beli wedges dengan tinggi 7 cm biar gak terus-terusan pakai sepatu kets kakakku.

Baru aja tadi sore sampai pesananku. Sama kakakku disuruh sering-sering pakai di dalam kamar biar terbiasa. Sebelumnya kan aku tidak pernah pakai wedges apalagi high heels. Biar tidak kedegling katanya. Okede.

Sampai saat ini cuma aku pakai buat beranjak dari kasur ke pintu kamar yang hanya berjarak sekitar satu meteran. Sempat aku pakai muter sekali di belakang pintu abis bangun terus nulis ini. Gimana rasanya pakai wedges 7 cm bentar-bentar doang? Pegel!!

Kaki aku pegel yang mana bisa menjalar ke tangan. Tapi sekarang sudah enakan kok tidak sepegel tadi. Ternyata fakta ini menjawab pertanyaanku. Kenapa sejak pakai genio kakiku mudah pegal meskipun hanya pakai sebentar. Ya karena kalau pakai genio kakiku harus jinjit entah jinjit tanpa sol peninggi maupun dengan sol peninggi. Bisa jadi juga karena durasi pakai alas kaki bersol peninggi juga bikin kakiku mudah pegel-pegel.

Soalnya aku biasanya pegal-pegal itu cuma aku rasain menjelang haid alias pas pms. Ini kok pegal-pegal mulu sehabis keluar pakai motor apalagi kalau jauh-jauh dengan jarak tempuh puluhan km jelas pegal lah tapi beda tetap, pakai genio sama motor lain yang aku biasa pakai selain genio. Kalau motor cowok yang tinggi besar gak pernah pakai sih aku. Cuma dulu pernah pakai skywave suzuki yang sudah entah berumur brp tahun punya temanku, gila sih berat bet itu motor ter gak enak yang pernah aku pakai. Mending pakai honda pitung daripada skywavenya temanku itu. Sekali pakai langsung kapok akutu.

Jadi, menurutku genio cuma cocok buat dipakai kalian dengan tinggi minimal 160 cm. Enak dah tu gausah pakai acara jinjit-jinjit segala pas motor berhenti. Gausah pakai alas kaki bersol peninggi. Bikin pegel beneran mau itu jinjit maupun pakai alas kaki bersol peninggi. Apa mungkin karena wedgesku miring ya jadi posisi kaki jinjit, jadi depan lebih rendah daripada belakang tapi ya namanya wedges depannya juga tinggilah. Apa mending aku pakai wedges yang tinggi depan belakangnya sama? Tapi gak ah. Ngirit euy!!

Lama-lama mungkin aku akan terbiasa dan tidak mudah pegal-pegal lagi. Gimanapun aku tetap suka genioku. Suka sama fitur-fiturnya, bagasi luas, tangki bensin 4,2 liter ada tempat tutupnya pula ketika sedang isi bensin, ada fitur isi baterai di jok (aman buat aku yang kadang pelupa kalau naruh hp di bagasi depan), digital panel meter yang aku luv banget nget nget!!, tombol jok yang tidak membuatku membuat gerakan rukuk setiap mau buka jok, fitur iss yang bikin bahan bakar lebih hemat, terus meskipun motornya agak tinggi dan bodinya agak gede, genio tu enteng loh!! Gampang banget distandar berdiri serta di slah manual.

Tetep luv dan sayang sih sama my fabulous genio! Suka tampilannya yang matte (tidak glossy), suka desainnya banget nget nget, sayang deh pokoknya!! Bakal aku rawat sepenuh hati, aku pakai hati-hati biar awet sampai seribu tahun lagi!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Cocoknya Jadi Apa?

Setelah setahun lebih tidak pernah update di medsos, akhirnya 2 hari yang lalu @motivatweet kembali muncul di IG. Postingan keduanya di IG berhasil menarik jari-jari saya untuk ikut mengirimkan komentar :) Berikut postingannya: Berikut komentar saya: Paling Suka yang Mana? Saya jadi berfikir, apa sebaiknya saya fokus nulis di blog saja? Sebelumnya, akhir Juli lalu waktu saya meet up dengan sahabat saya, dia bilang, "Kamu tuh cocoknya jadi dosen." Membuat saya makin mantap untuk kembali berpikir, sebenernya saya cocoknya jadi apa sih? Kalau dosen sih kok kayaknya enggak 100% saya ya. Apakah ada profesi yang lebih cocok untuk saya dibanding menjadi seorang entrepreneur? Jika memang ada profesi lain yang lebih cocok untuk saya, tentu, start up saya tidak bisa saya tinggalkan begitu saja. Jujur, aslinya jualan online itu serunya minta ampun. Tapi seringkali saya malasnya juga minta ampun, hehe. Saya itu suka banget kalau disuruh bikin rencana, detail per bulan...

Bahaya dari Keinginan Bahagia Selamanya

Gambar oleh  Mohamed Hassan  dari  Pixabay  Karena itu tidak akan terjadi selama kita di dunia kecuali jika mengidap penyakit manik. Salah satu contoh penderita penyakit manik ada di drama korea "It's Okay to be Not Okay. Gamau kan jadi kayak dia hehe. Rasulullah kekasih Allah SWT aja manusia paling beruntung di dunia karena menjadi manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT sering merasakan kesedihan. Saat sedih Allah SWT tidak menyalahkan Rasul karena Rasul manusia dan sedih itu manusiawi. Dibanding menyalahkan Rasulullah yang sangat sedih saat ditinggal meninggal oleh dua orang yang paling disayanginya waktu itu, yaitu Paman Rasul yang sudah merawat dan melindungi Rasul sejak kecil dan istri beliau satu-satunya saat itu yang sangat mengerti, melindungi serta penentram hati Rasul awal-awal diangkat sebagai Rasul oleh Allah SWT. Allah tidak menyalahkan Rasul dengan berkata "Kurang apa cinta-Ku kepadamu? Allah justru menghibur Rasul dengan dinaikkan buraq. Kendaraan...

Curhatan Pertama Saya di Semacam Buku Diary

Aktivitas beres-beres rumah seringkali tidak hanya membuat rumah kita menjadi lebih rapi dan lebih bersih. Apalagi jika kita sekalian bongkar-bongkar kardus yang berisi buku-buku atau kertas-kertas jadul. Terkadang kita menemukan foto atau apalah yang bisa membuat kita tertawa sendiri. Pada suatu ketika, sudah lama sih. Ingin nulis ini juga sudah lama, baru sekarang direalisasikan, hehe. Saya menemukan diary mbak dini, kakak saya yang nomor dua. Dia punya semacam buku diary kecil yang awalnya fungsi utamanya bukan buat diary maupun notes, tapi dipakai untuk mempersilakan teman-temannya mengisi biodata disana. Biasalah biodata yang ada mifa mafa sama pantun satu titik dua koma, wkwkkwk. Saya dulu ikut-ikutan nulis biodata disitu dengan tulisan acak adul saya, maklum masih SD waktu itu. Berikut tulisan biodata saya: Pada beberapa lembar setelahnya juga ada satu halaman yang berisi curhatan saya. Saya lupa tepatnya kapan saya curhat seperti itu, sepertinya ketika saya mas...