Langsung ke konten utama

Marshanda, You Such a Super Smart Woman

 Oktober adalah bulan dimana aku tertarik dengan salah satu mental illness bernama bipolar. Ya aku masih tertarik dg itu sampai sekarang. Aku cari tahu aku cari tahu.

instagram @siennakasyafani
Itu pula yang membuatku menjadi menemukan video-video dimana Marshanda diundang ke stasiun TV membicarakan tentang bipolarnya. Aku yang awalnya dari dulu gak pernah ngefans sama Marshanda jadi tahu gimana Marshanda kalau lagi ngomong.

Aku terpukau. Begitupula bagaimana cara dia berpikir. Dia such a super smart woman. Seperti dibilang Hotman Paris di Talk Show dia yang mengundang Marshanda, Marshanda tampak ber IQ tinggi.

Satu hal yang aku suka banget adalah Marshanda tidak pernah mengais simpati dari sakit yang dia derita. Dia tampak biasa
aja dg bipolar tersebut. Tidak bilang "Ini loh aku jauh lebih menderita dari kalian-kalian, kalian gak tau rasansya kan menderita bipolar, kalian enak gak bipolar, aku nih bipolar, kasihan banget kan??" Marshanda gak gitu. Dia menunjukkan kalau ya biasa aja tu.

Keren laginya, Marshanda seorang artis terkenal, mau secara terbuka mengakui bahwa dia menderita bipolar. Mana ada artis sebelum Marshanda yang mengaku punya mental illness. Baru setelah herannya jadi tren banyak orang yang ngaku bipolar sampai ada yang self diagnose.

Keren sih buat orang-orang yang mau terbuka mengaku didiagnosa bipolar oleh psikolog/psikiater dan berusaha menginspirasi yang lain untuk storng kayak dia. Buat yang rajin terapi obat dan non obat tapi tidak mau mempublikasikan bahwa dia menderita bipolar juga keren. Hak masing-masing orang untuk mempublikasikan atau menyembunyikan penyakit yang dia derita, apalagi mental illness yang mana stigma negatif masih kuat di masyarakat kita.

Buat siapapun yang menderita bipolar. Kalian keren sudah bersedia tertib terapi mau dipublikasikan atau gak dipublikasikan kalian keren. Kalian keren sudah menjadi diri sendiri.

Buat kalian yang curiga kalian menderita bipolar. Merasa gejala-gejala bipolar ada di kalian. Jangan self diagnose ya. Apalagi sampai cari obat sendiri, serem. Segera ke psikiater aja. Psikiater sudah susah-susah belajar ilmu psikiatri yang tidak mudah tentu ya, mereka sudah ahli dalam diagnosa mental illness. Meskipun ya diagnosanya bisa meleset juga, namanya juga manusia. Setidaknya psikiater jauh lebih ahli dan punya jauh lebih banyak bekal ilmu psikiatri dibanding orang yang gak punya background pendidikan kedokteran sama sekali kayak kita hehe. Segera ke psikiater aja kalau merasakan gejala-gejala mental illness. Jangan self diagnose okay!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya dari Keinginan Bahagia Selamanya

 Karena itu tidak akan terjadi selama kita di dunia kecuali jika mengidap penyakit manik. Salah satu contoh penderita penyakit manik ada di drama korea "It's Okay to be Not Okay. Gamau kan jadi kayak dia hehe. Rasulullah kekasih Allah SWT aja manusia paling beruntung di dunia karena menjadi manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT sering merasakan kesedihan. Saat sedih Allah SWT tidak menyalahkan Rasul karena Rasul manusia dan sedih itu manusiawi. Dibanding menyalahkan Rasulullah yang sangat sedih saat ditinggal meninggal oleh dua orang yang paling disayanginya waktu itu, yaitu Paman Rasul yang sudah merawat dan melindungi Rasul sejak kecil dan istri beliau satu-satunya saat itu yang sangat mengerti, melindungi serta penentram hati Rasul awal-awal diangkat sebagai Rasul oleh Allah SWT. Allah tidak menyalahkan Rasul dengan berkata "Kurang apa cinta-Ku kepadamu? Allah justru menghibur Rasul dengan dinaikkan buraq. Kendaraan tercepat yang pernah ada di dunia. Kecepatannya...

Mahasiswa Bodoh

Sudah 3 semester aku kuliah di MBA UGM. Pertama semester 0 yang biasa disebut matrikulasi kalau disini disebutnya Pra-MBA. Kedua semester 1 lanjut semester 2. Tiga semester yang bikin aku merasa bodoh banget. Entah kenapa, perasaan pas S1 aku pinter-pinter aja meskipun telat ngerjain skripsi. Jadi meskipun IPK diatas 3,5 aku tetap gak dapet gelar cumlaude. Sedih si. Tapi ya bagaimana lagi. Apalagi setelah aku tahu ternyata selama ini aku menderita bipolar disorder. Yaudah si dimaklumi aja, berat emang fase depresi. Apakah aku gak exited kuliah MBA? Apakah ada yang maksa aku kuliah MBA? Aku exited dan aku sangat ingin kuliah MBA atas kemauanku sendiri. Aku pakai beasiswa loh, LPDP yang mana aku harus effort seleksi dengan persyaratan administrasi yang bikin harus kesana kemari urus itu. Itu atas kemauanku sendiri, aku sangat ingin dapat beasiswa LPDP. Aku juga mock up seleksi wawancara LPDP berkali-kali. Aku exited. Tapi hari pertama acara MBA UGM masih daring karena berdekatan dengan p...

Curhatan Pertama Saya di Semacam Buku Diary

Aktivitas beres-beres rumah seringkali tidak hanya membuat rumah kita menjadi lebih rapi dan lebih bersih. Apalagi jika kita sekalian bongkar-bongkar kardus yang berisi buku-buku atau kertas-kertas jadul. Terkadang kita menemukan foto atau apalah yang bisa membuat kita tertawa sendiri. Pada suatu ketika, sudah lama sih. Ingin nulis ini juga sudah lama, baru sekarang direalisasikan, hehe. Saya menemukan diary mbak dini, kakak saya yang nomor dua. Dia punya semacam buku diary kecil yang awalnya fungsi utamanya bukan buat diary maupun notes, tapi dipakai untuk mempersilakan teman-temannya mengisi biodata disana. Biasalah biodata yang ada mifa mafa sama pantun satu titik dua koma, wkwkkwk. Saya dulu ikut-ikutan nulis biodata disitu dengan tulisan acak adul saya, maklum masih SD waktu itu. Berikut tulisan biodata saya: Pada beberapa lembar setelahnya juga ada satu halaman yang berisi curhatan saya. Saya lupa tepatnya kapan saya curhat seperti itu, sepertinya ketika saya mas...