Langsung ke konten utama

Saya Cocoknya Jadi Apa?

Setelah setahun lebih tidak pernah update di medsos, akhirnya 2 hari yang lalu @motivatweet kembali muncul di IG. Postingan keduanya di IG berhasil menarik jari-jari saya untuk ikut mengirimkan komentar :) Berikut postingannya:



Berikut komentar saya:


Paling Suka yang Mana?

Saya jadi berfikir, apa sebaiknya saya fokus nulis di blog saja? Sebelumnya, akhir Juli lalu waktu saya meet up dengan sahabat saya, dia bilang, "Kamu tuh cocoknya jadi dosen." Membuat saya makin mantap untuk kembali berpikir, sebenernya saya cocoknya jadi apa sih? Kalau dosen sih kok kayaknya enggak 100% saya ya. Apakah ada profesi yang lebih cocok untuk saya dibanding menjadi seorang entrepreneur?

Jika memang ada profesi lain yang lebih cocok untuk saya, tentu, start up saya tidak bisa saya tinggalkan begitu saja. Jujur, aslinya jualan online itu serunya minta ampun. Tapi seringkali saya malasnya juga minta ampun, hehe. Saya itu suka banget kalau disuruh bikin rencana, detail per bulan mau ngapain aja. Tapi kok ya seringkali moodnya menang. Gampang badmood, kalau sudah badmood jangankan melakukan apa yang sudah direncanakan. Kalau lagi badmood, mata saya pasti sengaja saya arahkan: "Jangan sampai lihat rencana yg sudah saya tulis dan saya tempelkan di tembok."

Ya gitulah. Tapi nulis blog juga mood2an kok. Tapi apa-apa yang ingin ditulis di blog seringkali bermunculan tanpa henti (lebay). Maksudnya buanyak banget materi yang ingin saya tulis, sekarang posisinya pada ngantri pengen keluar.

Sejujurnya mainan internet marketing sama nulis di blog itu ya saya lebih ke nulis di blog. Nulis yang ya pengen nulis aja. Ngeluarin apa yang ada di kepala dan hati. Biar saya lebih lega. Tidak semua harus dipublish sih. Kalau yang bisa dipublish ya di publish, kalau yang tidak ya cukup ditulis di private blog yang gak bisa dibaca orang lain selain kita sendiri.

Kalau mainan internet marketing itu kadang nunggu moodnya bagus. Kalau nulis di blog itu sendiri bisa berperan untuk memperbaiki mood. Kalau lagi ada masalah, ditulis, kadang jadi terang benderang. Jadi lebih bisa berpikir jernih. Jadi bisa kepikiran solusi yang sebelumnya belum kepikiran.

Soal nulis di blog, kenapa blog? Bukan karena bertujuan jadi seorang blogger sukses, bukan. Tapi lebih ke ya lewat blog ini tulisan saya bisa dipublikasikan secara lebih rapi. Ya, semacam media paling tepat untuk menampung tulisan saya. Baik tulisan yang hanya saya tulis untuk diri saya sendiri (tidak untuk dipublikasikan), maupun tulisan yang bisa dibaca orang lain.

Mengapa Blog?
Lewat blog juga kita bisa membuat beberapa akun, dengan identitas kita sendiri, maupun identitas buatan. Contoh identitas buatan itu kayak @motivatweet (dirahasiakan siapa itu motivatweet). Ya kadang kan kita punya pemikiran yang bisa jadi kontroversial juga yang ingin kita publikasikan. Tapi untuk tetap menjaga harmonisasi diri kita dengan orang-orang, kita memilih untuk mempublikasikan bukan atas nama kita sendiri tapi atas nama karakter buatan kita sendiri. Atau bukan hanya alasan materi kontroversial, bisa jadi juga karena alasan lainnya, untuk menjaga kedamaian hidup diri sendiri. Agar tetap bisa hidup dengan tenang, damai, dan nyaman.

Saya adalah Seorang Deep Thinker

Sebetulnya, sejak SMA saya merasa bahwa saya adalah seorang deep thinker. Oleh karena itu, teman-teman tahu blog saya yang sebelum ini, nama profil blogger saya dulu: Deep Thinker's Zone. Saya kira itu jadi judul blog saya, eh malah jadi nama profil pribadi. Harusnya kan kalau nama profil ya Deep Thinker aja cukup. Udah terlanjur ya sudah XD. Maksudnya buat jadi nama blog malah jadi nama profil pribadi di blogger.

Dulu waktu SMA saya suka berpikir tentang Tuhan dan manusia. Sempat tertarik juga masuk filsafat, karena saya memang cocok disana. Tapi jurusan Manajemen tampak lebih menunjang untuk pencarian nafkah setelah lulus kuliah, hehe. Toh aku juga ada ketertarikan yang cukup besar untuk berbisnis dan berorganisasi (waktu SMA saya suka berorganisasi).

Esais?
Apakah profesi yang paling cocok untuk saya adalah menjadi seorang esais? Saat sekolah dan kuliah saya beberapa kali ikut lomba esai dan ada hasilnya. Saya paling suka nulis esai. Kurang suka nulis karya tulis yang ribet. Saya lebih suka ke: punya gagasan, tulis. Punya gagasan, tulis. Punya pendapat, tulis. Punya pemikiran, tulis. Ya tulis aja, gak pakai patokan apa-apa, harus bikin kerangka dulu kek ada bagian-bagiannya kek. Nulis ya nulis aja, ngalir aja.

Saya itu sebenernya dikit-dikit pengen nulis. Setiap kali mendapatkan wangsit (lintasan pikiran atas izin-Nya) yg sekiranya bisa dibagikan ke dunia maya. Setiap lihat fenomena apa, gemes, terus pengen nulis. Terus tidak sependapat sama orang yang mempertanyakan sesuatu, tapi kan males ya debat di socmed atau grup wa. Pengen ngungkapin via blog. Soalnya pertanyaan yang dipertanyakan itu yang bisa bikin orang-orang bilang "iya ya, kenapa ya?" Kalau saya jawab lewat blog kan siapa tahu jawaban saya bisa jadi jawaban banyak orang lainnya juga. Toh pertanyaan tersebut dilempar ke grup, bukan ke saya secara personal yang dianggap "cuma."

Daripada kasih jawaban ke orang yang udah menampakkan pertahanan diri duluan kan ya. Males. Kelihatan kalau ujung-ujungnya cuma debat. Dari awalnya yang mungkin cuma mencari jawaban pertanyaan yang masih mengganjal jadi ajang adu kuat pendapat. Apalagi kalau kita cuma dianggap "cuma." Ya mending bersuara di blog, bukan untuk satu orang saja. Tapi untuk mengeluarkan apa yang ada di kepala. Siapa tahu bisa membantu mereka yang juga mencari jawaban tanpa memandang saya "halah cuma feni."

Sejak kecil saya juga sering melamun. Pernah dulu, seingat saya umur saya waktu itu masih satu digit, saya di TPA dipergoki oleh seorang ustadzah kurang lebih seperti ini: "ijik cilik kok wes ngalamun!" Penasaran arti melamun menurut kbbi, saya buka aplikasi kbbi v di hp. Ini dia definisi melamun menurut kbbi: "termenung sambil pikiran melayang kemana-mana." Sedangkan arti menung yang merupakan kata dasar termenung adalah bermenung. Kzl ya, haha. Okelah mari kita tap arti dari bermenung di kbbi: "diam sambil berpikir dalam-dalam." Ternyata bakatku jadi seorang pemikir sudah tampak sejak usia dini XD.

Kegiatan Setelah Pensiun Dini
Siklus hidup manusia di dunia kan lahir - bayi - anak-anak - remaja - dewasa - tua - meninggal. Apa iya kita bakal terus sibuk mencari harta hingga usia kita semakin senja hingga mendekati ajal? Idealnya kan kita hanya sibuk mencari harta ketika muda, semakin cepat pensiun semakin bagus. Maksudnya semakin cepat bebas finansial semakin bagus.

Sehingga kita bisa lebih menikmati hidup. Karena sudah memiliki mesin uang, yaitu bisnis yang berjalan sendiri tanpa harus kita jalankan sendiri. Ketika kita sudah mempercayakan segala hal operasional dan tetek bengek bisnis kita kepada orang lain yang kompeten dan bisa dipercaya. Saat itulah kita menikmati kebebasan yang sesungguhnya. Penghasilan sudah stabil tanpa harus menghabiskan waktu untuk bekerja agar menghasilkan uang. Investasi pun sudah aman, dan terus bertambah nilainya dari tahun ke tahun.

Saat itu tugas kita tinggal berdoa agar diberi kekuatan menghadapi semua jenis ujian hidup dari Tuhan, baik yang enak maupun yang tidak enak. Ya, apapun bisa saja terjadi, bahkan sesuatu yang bisa jadi belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Manusia kan hanya makhluk, punya banyak keterbatasan. Apapun yang terjadi di masa depan adalah misteri Illahi yang semoga kita selalu diberi kekuatan untuk kekuatan untuk menghadapinya.

Ketika sudah tidak lagi harus bekerja untuk bisa hidup layak, selain berdoa dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, aktivitas kita tentu saja bersenang-senang! Maksudnya melakukan apapun yang kita suka tanpa harus berpikir kalau kita keranjingan dengan hal tersebut maka kita tidak bisa makan!

Yap, selama ini saya sebenernya ingin sekali sehari-hari nulis di blog mulu. Tapi saya tidak cukup tertarik menghasilkan uang lewat aktivitas blogging. Ya, saya aktivitas menulis saya hanya untuk kepuasan diri semata. Karena ya, banyak hal yang ingin saya ungkapkan. Sudah terlalu banyak kata-kata yang saya bendung, yang sebenarnya ingin segera saya keluarkan. Selama ini saya tahan karena saya takut keranjingan terus gak bisa makan. Saya takut sehari-hari saya blogging, bisnis gak keurus, perut gak keurus, saya jadi tambah kurus.

 Yap, adalah impian saya dari dulu bahwa kalau sudah bebas finansial, saya ingin totalitas menjadi seorang esais. Agar hati dan pikiran saya lebih lega. Tidak seperti sekarang, yang mana saya harus membendung kata-kata yang sebenarnya ingin saya keluarkan tapi harus saya tahan agar tetap bisa makan.

Sedikit keluar konteks, bicara bebas finansial dan masa tua. Bukan berarti harus tua dulu untuk bebas finansial. Semakin cepat semakin bagus agar kita lebih menikmati hidup. Meskipun nikmat itu relatif ya bagi setiap orang. Selain ingin menghabiskan waktu dengan  semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan totalitas menjadi esais, saya juga ingin lebih aktif dengan kegiatan sosial. Ingin turut aktif memperbanyak generasi bebas finansial di usia muda.

Totalitas

Tidak hanya sekedar mengeluarkan apa yang ada di hati dan kepala, saya ingin tulisan saya juga enak dibaca. Ya, siapa tahu bisa bermanfaat untuk orang lain. Minimal sebagai bacaan random di waktu senggang.

Jika tiba saatnya (sudah mulai bebas finansial, mungkin), saya ingin tulisan saya secara berkala di review oleh seorang penulis yang lebih senior. Saya minta saran dan kritik dari pemilihan kata, gaya bahasa, dll. Hingga setiap tulisan yang saya posting selalu dinilai "enak dibaca" saat itulah saya berhenti minta review rutin. Tentu ini butuh dana. Mungkin kedepannya saya juga akan meminta review penulis2 lain (tidak hanya satu dua) agar tulisan saya semakin enak dibaca.

Nantinya saya juga ingin kursus writing in english. Selama ini saya belum cukup percaya diri writing in english. Harapannya setelah kursus saya jadi lebih percaya diri dan tulisan saya tidak hanya asal berbahasa inggris, tapi juga enak dibaca oleh foreigner. Saya pun lebih sering writing in english agar cakupan pembaca semakin luas.

Sebenarnya kalau kita menulis pakai bahasa Indonesia yang baku insyaallah tulisan kita bisa dengan mudah diterjemahkan otomatis oleh google translate. Ya, meskipun terkadang penterjemahannya kurang sempurna karena google translate hanyalah mesin. Saya pikir kursus writing in english tetap wajib diikuti. Agar saya lebih percaya diri.

Kurang tahu juga kalau nantinya saya memilih otodidak dalam mempelajari writing in english yg enak dibaca oleh foreigner. Karena sekarang kan sudah jaman internet ya. Mau belajar apa aja jadi lebih mudah. Yang jelas saya berencana belajar kalau sudah mulai bebas finansial.

Akhirnya, setelah keuangan saya aman. Setelah bisnis saya bisa jalan sendiri tanpa saya ikut ngrusuhi. Setelah bisnis saya bisa memberikan penghasilan yang stabil serta bagi saya dan tim. Saya ingin totalitas menjadi esais. Tidak sekedar membuat hati lega, tapi juga mempunyai tulisan yang enak dibaca oleh semuanya. Baik warga negara Indonesia maupun dunia. Syukur-syukur juga bisa menebar manfaat bagi sesama manusia, sesama makhluk hidup, sesama ciptaan Tuhan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curhatan Pertama Saya di Semacam Buku Diary

Aktivitas beres-beres rumah seringkali tidak hanya membuat rumah kita menjadi lebih rapi dan lebih bersih. Apalagi jika kita sekalian bongkar-bongkar kardus yang berisi buku-buku atau kertas-kertas jadul. Terkadang kita menemukan foto atau apalah yang bisa membuat kita tertawa sendiri. Pada suatu ketika, sudah lama sih. Ingin nulis ini juga sudah lama, baru sekarang direalisasikan, hehe. Saya menemukan diary mbak dini, kakak saya yang nomor dua. Dia punya semacam buku diary kecil yang awalnya fungsi utamanya bukan buat diary maupun notes, tapi dipakai untuk mempersilakan teman-temannya mengisi biodata disana. Biasalah biodata yang ada mifa mafa sama pantun satu titik dua koma, wkwkkwk. Saya dulu ikut-ikutan nulis biodata disitu dengan tulisan acak adul saya, maklum masih SD waktu itu. Berikut tulisan biodata saya: Pada beberapa lembar setelahnya juga ada satu halaman yang berisi curhatan saya. Saya lupa tepatnya kapan saya curhat seperti itu, sepertinya ketika saya mas

Aku Didiagnosa Menderita Gangguan Jiwa

                 F31, kek singkatan namaku euy. Feni 3 1 hehe. KZL. Tapi ya gpp. Udah terlanjur. Ya malah aku syukuri, karena gejala bipolar hampir semua bisa mewakili kepribadianku saat ini. Jadi kalau kamu mau tanya kepribadianku kayak gimana kelebihan dan kekuranganku gimana, itu hampir semua ada jawabannya di list gejala bipolar awikwok.                 ODB punya kecenderungan kreatif, sering berlimpah ide-ide, berprestasi dan mempunyai IQ diatas rata-rata. Banyak tokoh terkenal dengan karya fenomenal ternyata adalah ODB, diantaranya adalah Isaac Newton, Vincent Van Gogh, dan Mozart. Mereka bisa menghasilkan masterpiece di saat mereka sedang dalam kondisi mania.                 Jangan-jangan IQ ku 132 karena aku ODB? Hehe. Jadi ODB berperan besar dalam proses bertelurnya karya-karyaku selama ini yang mengantarku kepada berbagai prestasi. Kalau disuruh milih, mau jadi ODB dg IQ tinggi atau jadi manusia normal dengan IQ sekitaran 100-119 aja? Aku juga bakal milih jadi ODB dg IQ t