Langsung ke konten utama

Tersangka Musibah Maret - Mei 2017

Jiah malah jadi pengen bahas "cuma" XD. Jadi ya biasalah ya, ada orang yang merasa jauh lebih diatas kita. Misal dia seorang pejabat atau istri pejabat. Kalau ngelihat kita itu selalu, misal ya, "halah cuma feni." Udah ngecap kita bodoh gara-gara telat lulus kuliah padahal kuliahnya gak di teknik/kedokteran. Udah ngecap kita lebih bodoh dari mereka yang lulus lebih cepat. Mandang kita lebih rendah karena profesi orang tua kita yang "cuma apa." Mandang kita lebih rendah karena gak tajir. Mandang lebih rendah karena kulit kita gak kinclong. Ya gitulah.

Malah mremen bahasan lainnya, hehe. Emosi dari apa yang terjadi di Maret - Mei 2017 suka kebawa-bawa, duh. Astaghfirullah. Ya gitulah, teman yang diminta tolong karena kita takut sesuatu yang kita takutkan terjadi malah berusaha sebisa-bisanya agar apa yang kita takutkan tsb terwujud. Secara tersirat teman kita itu bilang: Elo siapa sih! Gak pantes! Udah jelek, lulus telat, gak sukses (sekarang kan dianggap sukses kalau udah jadi dosen kek, apa kek, kalau bisnis ya yang sudah bisa beli rumah baru kek, kendaraan baru kek), keluarga tidak terpandang (gak ada yang jadi pejabat, apalagi profesi orang tua juga dianggap "cuma"), miskin, hidup kelihatan susah, elah. Jadi ketika kita akan mencoba sesuatu dihalangin sekuat tenaga. Sehingga kita posisi kita lebih sulit, maksudnya untuk melakukan apa yang kita inginkan lebih susah. Sesuatu yang dulu sebenarnya simpel, malah jadi lebih rumit. Malah dilanjutin, maaf curcol ^^v

Maaf-maaf bahasan sudah melebar keselip curcol, hehe. Intinya tu ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Cocoknya Jadi Apa?

Setelah setahun lebih tidak pernah update di medsos, akhirnya 2 hari yang lalu @motivatweet kembali muncul di IG. Postingan keduanya di IG berhasil menarik jari-jari saya untuk ikut mengirimkan komentar :) Berikut postingannya: Berikut komentar saya: Paling Suka yang Mana? Saya jadi berfikir, apa sebaiknya saya fokus nulis di blog saja? Sebelumnya, akhir Juli lalu waktu saya meet up dengan sahabat saya, dia bilang, "Kamu tuh cocoknya jadi dosen." Membuat saya makin mantap untuk kembali berpikir, sebenernya saya cocoknya jadi apa sih? Kalau dosen sih kok kayaknya enggak 100% saya ya. Apakah ada profesi yang lebih cocok untuk saya dibanding menjadi seorang entrepreneur? Jika memang ada profesi lain yang lebih cocok untuk saya, tentu, start up saya tidak bisa saya tinggalkan begitu saja. Jujur, aslinya jualan online itu serunya minta ampun. Tapi seringkali saya malasnya juga minta ampun, hehe. Saya itu suka banget kalau disuruh bikin rencana, detail per bulan...

Bahaya dari Keinginan Bahagia Selamanya

Gambar oleh  Mohamed Hassan  dari  Pixabay  Karena itu tidak akan terjadi selama kita di dunia kecuali jika mengidap penyakit manik. Salah satu contoh penderita penyakit manik ada di drama korea "It's Okay to be Not Okay. Gamau kan jadi kayak dia hehe. Rasulullah kekasih Allah SWT aja manusia paling beruntung di dunia karena menjadi manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT sering merasakan kesedihan. Saat sedih Allah SWT tidak menyalahkan Rasul karena Rasul manusia dan sedih itu manusiawi. Dibanding menyalahkan Rasulullah yang sangat sedih saat ditinggal meninggal oleh dua orang yang paling disayanginya waktu itu, yaitu Paman Rasul yang sudah merawat dan melindungi Rasul sejak kecil dan istri beliau satu-satunya saat itu yang sangat mengerti, melindungi serta penentram hati Rasul awal-awal diangkat sebagai Rasul oleh Allah SWT. Allah tidak menyalahkan Rasul dengan berkata "Kurang apa cinta-Ku kepadamu? Allah justru menghibur Rasul dengan dinaikkan buraq. Kendaraan...

Curhatan Pertama Saya di Semacam Buku Diary

Aktivitas beres-beres rumah seringkali tidak hanya membuat rumah kita menjadi lebih rapi dan lebih bersih. Apalagi jika kita sekalian bongkar-bongkar kardus yang berisi buku-buku atau kertas-kertas jadul. Terkadang kita menemukan foto atau apalah yang bisa membuat kita tertawa sendiri. Pada suatu ketika, sudah lama sih. Ingin nulis ini juga sudah lama, baru sekarang direalisasikan, hehe. Saya menemukan diary mbak dini, kakak saya yang nomor dua. Dia punya semacam buku diary kecil yang awalnya fungsi utamanya bukan buat diary maupun notes, tapi dipakai untuk mempersilakan teman-temannya mengisi biodata disana. Biasalah biodata yang ada mifa mafa sama pantun satu titik dua koma, wkwkkwk. Saya dulu ikut-ikutan nulis biodata disitu dengan tulisan acak adul saya, maklum masih SD waktu itu. Berikut tulisan biodata saya: Pada beberapa lembar setelahnya juga ada satu halaman yang berisi curhatan saya. Saya lupa tepatnya kapan saya curhat seperti itu, sepertinya ketika saya mas...