Pagi tadi saya ingin sarapan pakai ubi. Gara-gara itu saya langsung auto nyanyi "Tanam-tanam Ubi," lagunya upin ipin. Lalu pas lagi mandi, biasalah kadang juga auto nyanyi (duh). Mendadak saya terpelatuq dengan pantun yang terdapat dalam lagu tersebut: "Naik kereta api, turun di padang tembak. Kalau tak hati-hati, kita kan terjebak."
Itu yang sedang saya rasakan. Terjebak. Kebahagiaan yang sebentar bisa membuat kita terjebak dalam sesuatu yang tidak kita inginkan dalam jangka waktu yang jauh lebih lama.
Ya, namanya aja terjebak, susah keluarnya. Tak perlu dirisaukan menurut saya, dinikmati saja. Nanti kalau sudah waktunya juga kita bisa keluar dari.. hmmm kok gak pas ya, kalau dibilang jebakan. Soalnya tidak ada yang menjebak.
Itu yang sedang saya rasakan. Terjebak. Kebahagiaan yang sebentar bisa membuat kita terjebak dalam sesuatu yang tidak kita inginkan dalam jangka waktu yang jauh lebih lama.
sumber foto: https://www.flickr.com/photos/nzcarfreak/7356968716/ |
Ya, namanya aja terjebak, susah keluarnya. Tak perlu dirisaukan menurut saya, dinikmati saja. Nanti kalau sudah waktunya juga kita bisa keluar dari.. hmmm kok gak pas ya, kalau dibilang jebakan. Soalnya tidak ada yang menjebak.
Sebenernya saya menggunakan kata terjebak itu untuk menggambarkan suatu efek samping yang tidak kita sangka sebelumnya. Dampak dari sebuah kebahagiaan yang, ya, sebentar saja. Ibarat kata kebahagiaan yang cuma 1/2 bulan menjebak kita dalam efek samping negatif selama berbulan-bulan lamanya, entah sampai kapan. Efek samping yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Belum pernah kita rasakan sebelumnya. Namanya terjebak ya gak enak, karena kita sangat ingin keluar dari situasi tersebut, tapi tidak kunjung bisa.
Komentar
Posting Komentar