Kalau dulu bipolarku pernah menduduki posisi ketiga dari deretan masalah-masalah besar di hidupku. Sekarang bipolar menduduki peringkat pertama sebagai masalah terbesar di hidupku. Meskipun ya bipolar sudah membawaku ke keberuntungan-keberuntungan terbesar selama hidupku juga sih belakangan ini. Berkah besar di dalam musibah besar hihi.
Aku sebenarnya juga curiga, ide-ide yang membawaku pada prestasi-prestasi di masa lampau juga buah dari episode manik/hipomanikku di masa lampau. Jadi ya bipolar selain membawaku berada di bawah rata-rata juga membawaku berada di atas rata-rata. Syukuri gak? Ya syukuri yang sudah ada, dengan tetap berusaha untuk pulih dari bipolar.
Jadi enak gak bipolar? Enggak si. Pas fase down jelasss, mau mati aja rasanyaaa.. Pas fase up? Kalau beruntung ya bisa membawa kita kepada masterpiece. BERUNTUNG YA CATET BERUNTUNG!! Masalahnya yakali beruntung terusss.. Hidup di dunia apa di surgaaa? Ngarep beruntung terus ya nanti kalau masuk surgaaa.. Sejak akhir tahun 2022 sampai sekarang gejala manik terparahku BAHAYA!! Rawan dirujuk rawat inap. Jadi yaa.. gitulah.
![]() |
| ilustrasi: https://pixabay.com/id/users/mindworld-44225666/ |
Sekarang musuh terbesarku hipersomnia, gangguan mood, sama cemas berlebihan sih. Menghambat produktivitas banget. IPK-ku di dua semester kemarin juga sepertinya yang paling jelek seangkatan. Dari dulu sih sebenarnya tigaa hal itu jadi penghambat produktivitasku 🤭🤭
Jadi gimana? Ya berusaha untuk pulih dan menerima. Tingkatkan skill mengelola gejala bipolar aja dari waktu ke waktu semampunya. Soalnya sampai saat ini juga belum ada obat yang bisa menyembuhkan bipolar. Jadi istilahnya pulih bukan sembuh. Ada kemungkinan bisa libur obat bagi penderita bipolar tapi tetap dengan pantauan. Kalau belum libur obat kan wajib kontrol sebulan sekali kalau pakai BPJS, kalau sudah libur obat bisa cuma setahun 2x kontrol ke psikiaternya. Aku juga gatau harus gimana lagi ngusir ngantukanku saat datang. Kopi ga mempan. Akhirnya jawabannya ya terus berusaha pulih semampunya dan sabaaarrrrrrrrr..
Bagaimana dengan ke psikolog? Aku biasanya kalau merasa butuh aja sih meskipun saat ini disuruh 2 minggu sekali dan boleh lebih sering kalau dirasa perlu. Ya ke psikolog juga untuk meningkatkan skill mengelola gejala bipolar dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik juga sih.
Tinggal bersama mbakayuku dan ibuku di rumah kostku sekarang juga cukup mengurangi keparahan gejala bipolarku sih. Alhamdulillah takdir membawa kesini. Senang bisa tinggal sama ibu dan mbakayuku di rumah kostku.
Oh iya bipolar jadi masalah terbesarku saat ini adalah sebuah berkah dari Yang Maha Kuasa juga. Karena apa ya itu kan karena tandanya 2 masalah terbesar diatas kondisi bipolarku sudah tidak lagi menjadi masalah kini. Karena masalah terbesar yang pertama sudah tamat riwayat, yang kedua sudah terkondisikan. Alhamdulillah kemajuan besar dalam hidupku 😌😌

Komentar
Posting Komentar