Langsung ke konten utama

Gara-gara Ingin Cerita Secara Detail

Saya itu kalau mau cerita sesuatu inginnya cerita detail. Mencegah terjadinya kesalahpahaman. Mencegah tidak tersampaikannya dengan sempurna apa yang ingin kita ceritakan.

Kalau dituruti, untuk satu hal yang saya ceritakan bisa-bisa dalam satu postingan panjangnya tidak kira-kira. Saya sendiri bisa badmood karena ceritanya malah jadi melebar kemana-mana dan tidak fokus. Akhirnya saya menemukan solusi yang tepat, yaitu, pisah-pisah aja jadi postingan sendiri-sendiri! Yap, ketika mulai melebar, jika perlu ganti judul ganti, jika perlu dipotong, pindah ke postingan baru ya lakukan. Jadi semuanya tersampaikan tanpa ada postingan yang terlalu panjang.

Sumber gambar: https://www.flickr.com/photos/thatsosophie/6064136072/
Akhirnya saya sadar, niatnya bikin satu postingan bisa beranak pinak jadi beberapa postingan. Kecuali postingan yang amat sangat ringan seperti postingan pertama di blog ini atau postingan ketiga saya di blog ini yang berjudul curhatan pertama saya di semacam buku diary. Dulu suka khawatir, ketungkul blogging jadi lupa cari nafkah. Eh tapi sekarang gpp. Soalnya sudah sebulan lebih galau tidak sembuh-sembuh. Dimulai PMS, lanjut pilek semingguan lebih. Betul ternyata Mensana In Corpore Sano. Setelah pileknya sembuh alhamdulillah mood saya lebih baik, sekarang saya merasa lebih baik. Setelah blogging.

Kalau galau, saya itu magernya maksimal. Mau ngapa-ngapain mager. Kadang cari hiburan lucu2 di IG sama buka Line Today. Tidur. Bosen. Ngalamun. So unfaedah. Kerjaan terbengkalai, teman terabaikan, kamar berantakan. Butuh proses penyembuhan. Sebenernya termasuk blogging sih, kemarin2 pas lagi galau2nya juga males banget, mau buka laptop aja males, buka chat males. Sekarang alhamdulillah blogging makes me feel better.

Biarlah saya blogging dulu sampai puas, di blog untuk publik maupun dan atau ataupun yg untuk saya sendiri. Nanti baru kembali menata hidup yang kembali berantakan setelah sempat tertata dengan baik. Cuma bertahan sebulanan abis galau akhir Juni sampai awal Juli kemarin, haha. Okelah. Setelah kembali menata hidup dan lebih mantap melangkah, kembali produktif. Kembali bikin orang2 sekitar saya ikut bahagia (wilih bahasanya XD). Semuanya tidak lagi terbengkalai. Semuanya terselesaikan dengan baik. Aaamiiin.

Balik produktif, kerjaan terurus dengan baik, terkoordinasi dengan baik, urusan di rumah segera tuntas beres, lalu hijrah segalanya. Semoga dipermudah. Aaamiiin. Alhamdulillah. Let's Go! Blogging makes me feel better!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Cocoknya Jadi Apa?

Setelah setahun lebih tidak pernah update di medsos, akhirnya 2 hari yang lalu @motivatweet kembali muncul di IG. Postingan keduanya di IG berhasil menarik jari-jari saya untuk ikut mengirimkan komentar :) Berikut postingannya: Berikut komentar saya: Paling Suka yang Mana? Saya jadi berfikir, apa sebaiknya saya fokus nulis di blog saja? Sebelumnya, akhir Juli lalu waktu saya meet up dengan sahabat saya, dia bilang, "Kamu tuh cocoknya jadi dosen." Membuat saya makin mantap untuk kembali berpikir, sebenernya saya cocoknya jadi apa sih? Kalau dosen sih kok kayaknya enggak 100% saya ya. Apakah ada profesi yang lebih cocok untuk saya dibanding menjadi seorang entrepreneur? Jika memang ada profesi lain yang lebih cocok untuk saya, tentu, start up saya tidak bisa saya tinggalkan begitu saja. Jujur, aslinya jualan online itu serunya minta ampun. Tapi seringkali saya malasnya juga minta ampun, hehe. Saya itu suka banget kalau disuruh bikin rencana, detail per bulan

Curhatan Pertama Saya di Semacam Buku Diary

Aktivitas beres-beres rumah seringkali tidak hanya membuat rumah kita menjadi lebih rapi dan lebih bersih. Apalagi jika kita sekalian bongkar-bongkar kardus yang berisi buku-buku atau kertas-kertas jadul. Terkadang kita menemukan foto atau apalah yang bisa membuat kita tertawa sendiri. Pada suatu ketika, sudah lama sih. Ingin nulis ini juga sudah lama, baru sekarang direalisasikan, hehe. Saya menemukan diary mbak dini, kakak saya yang nomor dua. Dia punya semacam buku diary kecil yang awalnya fungsi utamanya bukan buat diary maupun notes, tapi dipakai untuk mempersilakan teman-temannya mengisi biodata disana. Biasalah biodata yang ada mifa mafa sama pantun satu titik dua koma, wkwkkwk. Saya dulu ikut-ikutan nulis biodata disitu dengan tulisan acak adul saya, maklum masih SD waktu itu. Berikut tulisan biodata saya: Pada beberapa lembar setelahnya juga ada satu halaman yang berisi curhatan saya. Saya lupa tepatnya kapan saya curhat seperti itu, sepertinya ketika saya mas

Aku Didiagnosa Menderita Gangguan Jiwa

                 F31, kek singkatan namaku euy. Feni 3 1 hehe. KZL. Tapi ya gpp. Udah terlanjur. Ya malah aku syukuri, karena gejala bipolar hampir semua bisa mewakili kepribadianku saat ini. Jadi kalau kamu mau tanya kepribadianku kayak gimana kelebihan dan kekuranganku gimana, itu hampir semua ada jawabannya di list gejala bipolar awikwok.                 ODB punya kecenderungan kreatif, sering berlimpah ide-ide, berprestasi dan mempunyai IQ diatas rata-rata. Banyak tokoh terkenal dengan karya fenomenal ternyata adalah ODB, diantaranya adalah Isaac Newton, Vincent Van Gogh, dan Mozart. Mereka bisa menghasilkan masterpiece di saat mereka sedang dalam kondisi mania.                 Jangan-jangan IQ ku 132 karena aku ODB? Hehe. Jadi ODB berperan besar dalam proses bertelurnya karya-karyaku selama ini yang mengantarku kepada berbagai prestasi. Kalau disuruh milih, mau jadi ODB dg IQ tinggi atau jadi manusia normal dengan IQ sekitaran 100-119 aja? Aku juga bakal milih jadi ODB dg IQ t