Langsung ke konten utama

Aku Didiagnosa Menderita Gangguan Jiwa

                F31, kek singkatan namaku euy. Feni 3 1 hehe. KZL. Tapi ya gpp. Udah terlanjur. Ya malah aku syukuri, karena gejala bipolar hampir semua bisa mewakili kepribadianku saat ini. Jadi kalau kamu mau tanya kepribadianku kayak gimana kelebihan dan kekuranganku gimana, itu hampir semua ada jawabannya di list gejala bipolar awikwok.

                ODB punya kecenderungan kreatif, sering berlimpah ide-ide, berprestasi dan mempunyai IQ diatas rata-rata. Banyak tokoh terkenal dengan karya fenomenal ternyata adalah ODB, diantaranya adalah Isaac Newton, Vincent Van Gogh, dan Mozart. Mereka bisa menghasilkan masterpiece di saat mereka sedang dalam kondisi mania.

                Jangan-jangan IQ ku 132 karena aku ODB? Hehe. Jadi ODB berperan besar dalam proses bertelurnya karya-karyaku selama ini yang mengantarku kepada berbagai prestasi. Kalau disuruh milih, mau jadi ODB dg IQ tinggi atau jadi manusia normal dengan IQ sekitaran 100-119 aja? Aku juga bakal milih jadi ODB dg IQ tinggi sih. Jadi ya sekarang lebih ke aku syukuri aja.

                Cuma dulu kalau pas lagi naik aku suka optimis berlebihan seolah ga bakal pernah sedih seolah kesuksesan sudah dekat. Sekarang aku sadari bahwa moodku emang up and down. Ga mungkin up terus. Malah bahaya itu hehe. Kalau bisa normal terus ya bagus. Gpp IQ sudah terlanjur tinggi kan. Soalnya kondisi up dan down yg berlebihan itu bahaya semua.

ilustrasi: iStock Photo
                Aku dah gak berharap untuk bisa bahagia selamanya selama itu masih di dunia. Aku sudah sadar bahwa suatu saat nanti sebelum aku mati aku bisa mengalami fase down yg selama ini jauh lebih sering aku alami daripada up. Sudah dijelaskan secara ilmiah, ya begitulah kehidupan ODB. Aku juga sudah didiagnosa oleh psikiater yang sudah susah payah sekolah tinggi-tinggi ambil spesialis yang mana itu tentunya bukan hal yang mudah. Mereka semua juga sudah berpengalaman dalam mendiagnosa. Jadi ya gpp. Aku didiagnosa bipolar dan aku menerima.

Sadar akan kondisi down yang bisa datang di masa mendatang aku jadi lebih realistis sama kehidupan. Ga lagi punya ekspektasi yang gak realistis. Ekspektasiku di fase naik selama ini selalu tinggi, justru itu yang bisa dengan mudah mempercepat datangnya kondisi down. Ya orang merasakan emosi negatif pada umumnya karena realita yang jauh dari ekspektasi kan?

Duh ngomongin ekspektasi ini bisa panjang juga. Stop sampai sini dulu ya. Iya aku awalnya yang “afah iyah?” “aku bipolar?” Semakin kesini aku bisa menerima kalau aku didiagnosa bipolar. Percaya sama psikiater yang mendiagnosa aku. Ya serah sih mau didiagnosa apa. Karena ODGJ yang tidak tertib obat yang sudah-sudah serem-serem akibatnya.

So, aku mau manut aja sama yang jelas-jelas lebih paham kondisi kesehatan mental, yaitu psikiater2 yg aku kunjungi. Aku dibilang mengidap bipolar ya oke. Disuruh minum obat ya oke. Disuruh kontrol lagi ya oke. Entah sampai kapan aku juga gak peduli. Ga berharap banyak. Manut aja sama psikiaternya. Biar gak berperilaku yang membahayakan diriku sendiri maupun orang lain. Biar aku bisa lebih stabil lebih produktif lebih bermanfaat bagi masyarakat. Aaamiiinnnn.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Cocoknya Jadi Apa?

Setelah setahun lebih tidak pernah update di medsos, akhirnya 2 hari yang lalu @motivatweet kembali muncul di IG. Postingan keduanya di IG berhasil menarik jari-jari saya untuk ikut mengirimkan komentar :) Berikut postingannya: Berikut komentar saya: Paling Suka yang Mana? Saya jadi berfikir, apa sebaiknya saya fokus nulis di blog saja? Sebelumnya, akhir Juli lalu waktu saya meet up dengan sahabat saya, dia bilang, "Kamu tuh cocoknya jadi dosen." Membuat saya makin mantap untuk kembali berpikir, sebenernya saya cocoknya jadi apa sih? Kalau dosen sih kok kayaknya enggak 100% saya ya. Apakah ada profesi yang lebih cocok untuk saya dibanding menjadi seorang entrepreneur? Jika memang ada profesi lain yang lebih cocok untuk saya, tentu, start up saya tidak bisa saya tinggalkan begitu saja. Jujur, aslinya jualan online itu serunya minta ampun. Tapi seringkali saya malasnya juga minta ampun, hehe. Saya itu suka banget kalau disuruh bikin rencana, detail per bulan

Curhatan Pertama Saya di Semacam Buku Diary

Aktivitas beres-beres rumah seringkali tidak hanya membuat rumah kita menjadi lebih rapi dan lebih bersih. Apalagi jika kita sekalian bongkar-bongkar kardus yang berisi buku-buku atau kertas-kertas jadul. Terkadang kita menemukan foto atau apalah yang bisa membuat kita tertawa sendiri. Pada suatu ketika, sudah lama sih. Ingin nulis ini juga sudah lama, baru sekarang direalisasikan, hehe. Saya menemukan diary mbak dini, kakak saya yang nomor dua. Dia punya semacam buku diary kecil yang awalnya fungsi utamanya bukan buat diary maupun notes, tapi dipakai untuk mempersilakan teman-temannya mengisi biodata disana. Biasalah biodata yang ada mifa mafa sama pantun satu titik dua koma, wkwkkwk. Saya dulu ikut-ikutan nulis biodata disitu dengan tulisan acak adul saya, maklum masih SD waktu itu. Berikut tulisan biodata saya: Pada beberapa lembar setelahnya juga ada satu halaman yang berisi curhatan saya. Saya lupa tepatnya kapan saya curhat seperti itu, sepertinya ketika saya mas